J Rock.Adalah band yang sudah tidak asing lagi di kawasan nusantara Indonesia...mereka exis di dunia musik dan memiliki perform yang sangat bagus.
Keahlian Mereka memainkan musik,membuat saya ingin menyainginya...
Sejarah musik rock Jepang
Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock 'n' roll.
Rockabilly yang dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan penyanyi rockabilly seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijirō Yamashita. Pada bulan Februari 1958, ketiganya tampil dalam konser Westan Kānibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan bernama Nihon Gekijō, Tokyo.
Di akhir dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kabā Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops terdapat musisi seperti Yūya Uchida dan Isao Bitō yang berakar pada genre rockabilly. Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup musik seperti The Beatles di sekitar tahun 1963.
Gitar elektrik produk dalam negeri yang bisa dibeli dengan harga murah membantu terciptanya demam Ereki (musik rock dengan gitar elektrik). Istilah "Ereki" merupakan singkatan dari kata erekigitā (エレキギター? gitar listrik). Penggemar musik rock di Jepang banyak yang berganti identitas dari pendengar setia menjadi musisi rock.
J-Rocks Rekam Tiga Lagu di Abbey Road
Benny Chandra — October 30, 2008 / 4:10 pm
Topik: Band, Berita, Lagu
Tags: j-rocks, press release, soundrenaline
Bisa jadi, rekaman di Abbey Road adalah impian setiap artis musik di mana pun berada. Selain merupakan studio musik legendaris, untuk bisa mendapatkan jadwal rekaman di tempat itu juga tidak mudah. Berbahagialah J-Rocks yang menjadi artis musik Indonesia pertama yang rekaman di studio bergengsi tersebut. Awal Oktober 2008 lalu, band itu telah menyelesaikan rekaman pertama mereka di Abbey Road, London.
Kesempatan untuk rekaman di Abbey Road merupakan hadiah atas terpilihnya J-Rocks sebagai “The Best Band who can Free Their Voice” dalam acara A Mild Live Soundrenaline 2008 ‘Free Your Voice’ Agustus lalu. J-Rocks yang terdiri dari Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass) dan Anton (drum) berangkat ke London bersama tim manajemen dan sound engineer. Ada tiga lagu yang sudah disiapkan sebelumnya untuk direkam di studio Abbey Road. Yaitu, Falling in Love, Hanya Aku, dan Meraih Mimpi. “Itu adalah lagu-lagu yang sudah dipilih secara bersama dan memang sudah kami persiapkan sejak lama,” kata Anton lewat press release dari pihak A Mild.
Tiba di Abbey Road, mereka langsung disambut Christ Butler, salah seorang sound engineer Abbey Road Studio yang sudah berpengalaman dalam dunia rekaman. Karena ada beberapa peralatan yang kurang, J-Rocks tidak dapat langsung melakukan rekaman di hari pertama.
Setelah peralatan lengkap, J-Rocks pun langsung melakukan proses setup yang butuh waktu tidak sebentar. Begitu semuanya siap, lagu pertama yang mereka rekam adalah Falling in Love.
Di sela-sela waktu istirahat, J-Rocks beberapa kali terlihat bertukar pikiran dengan sang sound engineer kawakan itu. “Ada banyak sekali yang dapat kami pelajari dari Christ. Ia mengajari kami teknik-teknik lain yang tidak kami peroleh selama kami di Jakarta,” kata Wima. Bahkan, menurut Iman, Christ juga membantu mereka menterjemahkan lirik lagu Falling in Love versi Inggris.
Proses rekaman untuk ketiga lagu J-Rocks hanya membutuhkan waktu selama dua hari. Di hari ke-3, Christ melakukan proses final mixing untuk lagu-lagu itu. Sambil menunggu, J-Rocks membuat video clip untuk lagu Falling in Love dan berfoto di zebra cross legendaris Abbey Road dengan mengenakan batik yang sudah mereka persiapkan dari Jakarta.
Belum jelas kapan lagu-lagu yang mereka rekam di studio Abbey Road itu akan dirilis ke pasaran. Jadi penasaran nih.